Pedagang Kaki Lima, Fenomena Ekonomi Rakyat Indonesia

Dr. Anton J. S. Sarumaha, seorang pakar ekonomi yang banyak meneliti sektor informal di Indonesia, menyatakan dalam wawancaranya dengan Kompas pada tahun 2022, “Pedagang kaki lima menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal di Indonesia. Mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencari produk murah dan cepat, tetapi juga turut serta dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru.” 

Sarumaha juga menjelaskan bahwa banyak usaha kecil dan menengah (UKM) yang justru berkembang dari basis PKL, yang akhirnya mampu berkembang menjadi usaha formal yang lebih besar.

Namun, keberadaan pedagang kaki lima tidak pernah lepas dari tantangan. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh PKL adalah masalah penertiban oleh pemerintah kota. Di banyak kota besar, PKL sering kali dipandang sebagai penghalang bagi kemajuan kota yang ingin tertata rapi dan modern. Penertiban yang sering dilakukan oleh aparat terkait, seperti penggusuran atau pembongkaran lapak-lapak PKL, sering kali menjadi berita yang kontroversial. Di satu sisi, PKL dianggap merusak estetika dan kelancaran lalu lintas kota, namun di sisi lain, mereka menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dinamika ekonomi dan sosial kota tersebut.

Baca Juga  Pemuda Pancasila Sragen Laksanakan Diklat KOTI Angkatan Satu

Menurut Dr. Dedi Suryadi, seorang pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia, “Penertiban terhadap PKL yang hanya mengandalkan pendekatan represif sering kali tidak efektif. Solusi yang lebih tepat adalah dengan memberikan ruang yang layak dan tertata untuk PKL agar mereka bisa tetap berkembang tanpa mengganggu ketertiban umum.” 

Suryadi juga menambahkan bahwa keberadaan PKL bisa menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi pengangguran, dan oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melihat potensi ekonomi yang dapat digali dari sektor informal ini.

Baca Juga  Forkommas Rayakan Natal: Akan Bawa damai dan Kebahagiaan 2021

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi oleh PKL adalah masalah sanitasi, persaingan yang semakin ketat, dan keterbatasan modal untuk memperluas usaha. Banyak PKL yang bergantung pada gerobak atau lapak sederhana yang sering kali tidak memenuhi standar kebersihan, yang menyebabkan produk mereka terpapar masalah kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi PKL untuk memperhatikan aspek kebersihan dan kualitas produk agar bisa terus bertahan di tengah persaingan yang ketat.

Baca Juga  Lakukan SOTR, KOBAR Bangun Silahturohmi Dengan Warga Magelang