Manja dan Mudah Tersinggung? Stigma Gen Z dalam Dunia Kerja Modern

Laporan terbaru menunjukkan peningkatan PHK terhadap pekerja Gen Z. Apa penyebab utamanya, dan bagaimana generasi ini dapat beradaptasi di dunia kerja?

SULUH.ID, Semarang – Sepanjang tahun 2024, fenomena peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja Generasi Z menjadi sorotan. 

Generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010 ini kerap menghadapi kritik dari pemberi kerja, mulai dari kurangnya profesionalisme hingga kesulitan beradaptasi di dunia kerja. 

Laporan dari Intelligent, sebuah platform konsultasi pendidikan dan karier, menggambarkan sejumlah tantangan yang dihadapi Gen Z di lingkungan kerja modern.

Stigma yang Melekat pada Generasi Z Menurut survei yang dilakukan Intelligent terhadap hampir 1.000 manajer HR, satu dari enam perusahaan mengaku enggan merekrut pekerja dari Generasi Z. 

Sebanyak 60% perusahaan bahkan melaporkan telah memecat lulusan baru yang mereka rekrut pada tahun yang sama. Beberapa alasan utama meliputi:

Kurangnya motivasi atau inisiatif (50%)

loading...

Kurangnya profesionalisme (46%)

Keterampilan komunikasi yang buruk (39%)

Sulit menerima umpan balik (38%)

Huy Nguyen, seorang penasihat pendidikan dan pengembangan karier, menjelaskan bahwa banyak lulusan Gen Z mengalami kesulitan bertransisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja. 

Baca Juga  Cara Elegan Menghadapi Orang Sok Pintar Tanpa Konflik

“Lingkungan kerja sering kali lebih dinamis dan menuntut kemandirian, sesuatu yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh generasi ini,” ujarnya.

Keterbatasan Keterampilan Lunak dan Pengalaman Dunia Nyata

Meski memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, Gen Z sering kali dianggap kurang memiliki pengalaman kerja yang relevan. 

Perusahaan juga menilai generasi ini kurang terampil dalam organisasi, pemecahan masalah, dan komunikasi interpersonal.

Dalam dunia kerja yang serba cepat, karyawan diharapkan memiliki inisiatif dan sikap positif. Magang atau pengalaman kerja sebelumnya menjadi nilai tambah yang signifikan. Sayangnya, sebagian besar Gen Z masih terlalu bergantung pada dukungan orang tua, bahkan dalam proses mencari pekerjaan. 

Sebuah survei dari ResumeTemplates mengungkapkan bahwa 25% dari mereka membawa orang tua ke wawancara kerja, sementara 70% meminta bantuan orang tua dalam menulis CV atau melamar pekerjaan.

Perspektif dari Dunia Kerja 

Baca Juga  Ternyata Ini Yang Dilakukan Alumni Geng Dherex Jogja

Manajer perekrutan sering kali menyebut bahwa sikap Gen Z yang dianggap “manja” dan “mudah tersinggung” menjadi hambatan utama. Selain itu, cara berpakaian, berbicara, dan mengelola beban kerja yang dinilai kurang profesional turut memengaruhi persepsi perusahaan.

Namun, beberapa manajer juga mengakui bahwa dunia kerja perlu menyesuaikan pendekatan mereka terhadap generasi muda ini. Fleksibilitas, dukungan pelatihan keterampilan lunak, dan lingkungan kerja yang inklusif dapat membantu Gen Z berkembang.

Solusi dan Harapan untuk Masa Depan 

Untuk mengatasi tantangan ini, kolaborasi antara perusahaan, lembaga pendidikan, dan Gen Z sendiri sangat diperlukan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

Pengembangan Keterampilan Lunak: Perusahaan dapat menyelenggarakan pelatihan komunikasi, manajemen waktu, dan kerja tim bagi karyawan baru.

Peningkatan Magang dan Peluang Kerja Praktis: Lembaga pendidikan perlu memperkuat program magang agar mahasiswa memiliki pengalaman dunia nyata sebelum lulus.

Perubahan Budaya Kerja: Perusahaan harus menciptakan budaya kerja yang lebih inklusif dan mendukung keberagaman perspektif.

Generasi Z memiliki potensi besar untuk mengubah dunia kerja. Namun, diperlukan kesadaran kolektif untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat menjadi generasi pekerja yang adaptif, inovatif, dan berdampak besar di masa depan.

Baca Juga  Pengasuh PA Al Azhari Gus Rodhi : Orang Sukses Harus Nekad

Fenomena PHK yang menimpa pekerja Generasi Z bukan semata soal kekurangan di pihak mereka, tetapi juga mencerminkan dinamika dunia kerja yang terus berubah. Kini, tantangan bagi semua pihak adalah membangun jembatan antara harapan perusahaan dan kesiapan generasi muda untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.

HEND/CLST

Mungkin Anda Menyukai