BMKG merilis informasi terbaru tentang musim hujan 2025, kapan musim ini diperkirakan berakhir. Tips menghadapi cuaca ekstrem
SULUH.ID, Semarang – Musim hujan di Indonesia selalu menjadi topik hangat setiap tahunnya, terutama ketika intensitas curah hujan meningkat drastis. Tahun 2025 tidak terkecuali. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prediksi resmi terkait musim hujan tahun ini. Menurut BMKG, musim hujan 2025 diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Maret, dengan beberapa wilayah masih mengalami curah hujan tinggi hingga awal April.
Puncak Musim Hujan: Januari hingga Februari 2025
Menurut laporan BMKG yang dirilis pada 9 Februari 2025, puncak musim hujan tahun ini terjadi pada bulan Januari hingga pertengahan Februari. Curah hujan tertinggi tercatat di wilayah Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Sementara itu, wilayah timur seperti Papua juga mengalami curah hujan signifikan meskipun tidak seintens di wilayah barat.
Curah hujan yang tinggi ini disebabkan oleh fenomena global, termasuk La Niña yang masih berpengaruh hingga awal tahun. Fenomena ini menyebabkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih dingin dari biasanya, sehingga memicu peningkatan aktivitas awan hujan di wilayah tropis, termasuk Indonesia.
Wilayah dengan Risiko Cuaca Ekstrem
BMKG juga mencatat bahwa beberapa daerah memiliki risiko tinggi terhadap cuaca ekstrem selama musim hujan ini. Wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan masuk dalam kategori zona merah. Cuaca ekstrem ini dapat berupa hujan lebat disertai angin kencang, petir, dan bahkan banjir bandang.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama di daerah rawan banjir dan longsor,” kata Dr. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dalam konferensi pers virtual yang digelar pada awal Februari. Ia menambahkan bahwa pemantauan cuaca secara berkala sangat penting untuk mengantisipasi potensi bencana.
Dampak Musim Hujan terhadap Aktivitas Harian
Musim hujan yang berkepanjangan tentu membawa dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Di bidang pertanian, misalnya, curah hujan tinggi bisa menjadi berkah karena mempercepat proses tanam padi. Namun, jika tidak diimbangi dengan pengelolaan air yang baik, hal ini juga dapat memicu gagal panen akibat genangan air.
Di sisi lain, sektor transportasi juga terganggu akibat cuaca buruk. Beberapa bandara di Indonesia sempat menutup operasionalnya sementara karena jarak pandang yang minim akibat hujan deras. Hal serupa juga terjadi di jalur darat, di mana banyak jalan utama tergenang air atau longsor.
Tips Menghadapi Musim Hujan 2025
Untuk menghadapi musim hujan yang masih akan berlangsung hingga akhir Maret, BMKG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat. Pertama, pastikan saluran air di lingkungan rumah bersih agar tidak terjadi genangan. Kedua, siapkan perlengkapan darurat seperti senter, obat-obatan, dan makanan non-perishable untuk mengantisipasi situasi darurat.
Selain itu, BMKG juga menyarankan masyarakat untuk memantau informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau media sosial mereka. “Informasi yang valid dan terpercaya adalah kunci untuk mengambil langkah tepat saat menghadapi cuaca ekstrem,” tambah Dr. Dwikorita.
Proyeksi Akhir Musim Hujan
Meskipun musim hujan diprediksi berakhir pada akhir Maret, beberapa wilayah di Indonesia bagian timur mungkin masih mengalami hujan ringan hingga awal April. Hal ini disebabkan oleh pola monsun yang cenderung lebih lambat bergeser dibandingkan wilayah barat.
Secara keseluruhan, BMKG menegaskan bahwa perubahan iklim global semakin memengaruhi pola cuaca di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan adaptif terhadap perubahan cuaca yang terjadi.
Musim hujan 2025 memang membawa tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Namun, dengan informasi yang akurat dan langkah antisipasi yang tepat, dampak negatifnya dapat diminimalisir.
HEND/SLH
BMKG, Musim HujAN, Prediksi CuacA, Curah Hujan, Cuaca Ekstrem, Informasi BMKG, Banjir, Longsor, Perubahan Iklim,