Di Kepulauan Seribu, wilayah dengan jumlah pemilih terkecil ini, pasangan Pramono-Rano meraih 7.456 suara (50,78 persen). Keunggulan di Kepulauan Seribu menandakan keberhasilan kampanye mereka yang menonjolkan isu keberlanjutan lingkungan dan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat lokal.
Jakarta Barat, sebagai salah satu wilayah dengan pemilih terbanyak, kemenangan Pramono-Rano dengan 500.738 suara (50,23 persen) mencerminkan kuatnya dukungan dari komunitas pekerja dan masyarakat urban yang menghuni kawasan ini. Jakarta Barat juga dikenal sebagai wilayah dengan tantangan urbanisasi tinggi, dan program unggulan mereka, seperti revitalisasi ruang publik dan pembangunan infrastruktur sosial, disini tampaknya berhasil menarik perhatian pemilih.
Jakarta Selatan, wilayah ini sering dianggap sebagai pusat elit politik dan ekonomi, dengan basis pemilih yang lebih kritis. Pasangan Pramono-Rano mencatat kemenangan signifikan dengan 491.017 suara (51,33 persen). Pendekatan mereka dalam menyoroti isu pemerataan ekonomi dan pengentasan kesenjangan sosial menjadi daya tarik utama bagi warga di wilayah ini.
Jakarta Timur, sebagai wilayah dengan jumlah TPS terbesar, Jakarta Timur menjadi medan pertempuran utama. Pramono-Rano mengungguli rivalnya dengan 635.170 suara (48,57 persen). Program mereka untuk meningkatkan transportasi publik dan mengatasi banjir di kawasan ini menjadi salah satu faktor pendorong kemenangan.
Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, pasangan Pramono-Rano dikedua wilayah ini juga mencatatkan kemenangan konsisten, masing-masing dengan 328.486 suara (49,23 persen) di Jakarta Utara dan 220.372 suara (52,79 persen) di Jakarta Pusat.