Meskipun berbagai tantangan terus menghampiri pedagang kaki lima, mereka tetap menjadi bagian penting dari perekonomian kota, terutama dalam mendukung keberagaman konsumsi di tengah ketimpangan ekonomi. PKL memberikan alternatif harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang tidak mampu membeli barang atau makanan di tempat yang lebih formal. Mereka juga memberi kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki pekerjaan dan memperbaiki kondisi ekonomi mereka.
Lebih dari itu, PKL juga turut memajukan sektor pariwisata. Makanan jalanan khas Indonesia, seperti sate, bakso, nasi goreng, atau es cendol, kini menjadi bagian dari daya tarik wisatawan lokal dan asing. Kuliner PKL kini telah menjadi bagian dari identitas kuliner Indonesia yang tidak hanya dijajakan di pinggir jalan, tetapi juga dipromosikan dalam berbagai acara festival kuliner yang semakin banyak digelar.
Pedagang kaki lima di Indonesia adalah simbol ketangguhan dan kreativitas ekonomi rakyat yang terus berkembang seiring perubahan zaman. Dari masa kolonial hingga era globalisasi, PKL telah menjadi fenomena yang tidak hanya terkait dengan aspek sosial dan ekonomi, tetapi juga dengan budaya yang hidup dalam masyarakat urban. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi penertiban hingga masalah infrastruktur, PKL tetap bertahan dan menjadi bagian penting dari perekonomian informal yang mendorong dinamika kehidupan kota. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif yang mendukung keberadaan PKL sebagai bagian dari solusi perekonomian rakyat yang berkelanjutan
YUDIHENDRAWANTO/SLH