Meskipun pasangan Pramono-Rano memenangkan mayoritas suara sah, rendahnya tingkat partisipasi pemilih menjadi catatan penting. Dari total 8.214.007 pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), hanya 57,52 persen yang menggunakan hak pilihnya, jauh di bawah target partisipasi nasional sebesar 70 persen.
Faktor-faktor seperti apatisme politik, minimnya edukasi pemilih, serta kesenjangan informasi terkait program kandidat ditengarai menjadi penyebab utama. Selain itu, terdapat 363.764 suara tidak sah, yang mengindikasikan perlunya peningkatan kualitas pendidikan pemilu bagi masyarakat.
Keberhasilan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno tidak lepas dari strategi kampanye yang terencana dan terarah:
Pendekatan Berbasis Data Tim sukses mereka menggunakan data demografi dan kebutuhan lokal untuk menyusun strategi yang spesifik di setiap wilayah. Isu-isu seperti transportasi, penanganan banjir, dan ekonomi kreatif menjadi fokus utama di Jakarta Timur, sementara di Kepulauan Seribu, isu lingkungan dan pariwisata diutamakan.
