SULUH.ID, JAKARTA – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam menyampaikan hasil temuan penyelidikan kematian Pendeta Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Ia menyatakan peristiwa ini tak berdiri sendiri, melainkan terdapat apa yang disebutnya sebagai rentetan peristiwa lain yang terjadi sebelumnya.
“Dari tinjauan ke lokasi, olah tkp dan permintaan keterangan saksi-saksi fan para pihak. Komnas HAM mendapatkan berbagai keterangan, bukti fan informasi pendukung yang membuat semakin terangnya peristiwa tersebut,” tutur Choirul Anam dalam jump pers resminya secara daring, Sabtu (17/10/2020).
Komnas HAM, lanjutnya, melihat peristiwa kematian Pendeta Yeremia Zanambani melengkapi berbagai kasus yang tengah ditangani pihaknya.
Sehingga pendekatan yang dilakukan Komnas HAM, yakni melihat semua pihak untuk dimintai keterangan.
“Jadi semua pihak sudah dimintai keterangan baik langsung maupun tidak langsung. Tidak langsungnya, bisa pakai telpon dan sebagainya,” jelasnya.
Tambahnya, semua pihak ditanya, lebih khusus pada masyarakat disekitar lokasi. Karena mereka yang tahu persis kejadian. Mengolah tkp, termasuk didalamnya melakukan pengujian terhadap lubang-lubang peluru yang dilokasi.
Meski begitu, Choirul mengatakan masih akan mengolah seluruh data temuan pihaknya ini guna menyusun kesimpulan yang lebih solid.
“Biar temuannya semakin solid. Semakin mempertebal keyakinan kami. Sebenarnya kami sudah menemukan titik-titik keyakinan. Tapi memang dibutuhkan suatu pendekatan yang lebih kuat dengan ahli. Agar semakin terang, semakin kuat dan semakin cepat menghadirkan keadilan,” Pungkasnya.
CLST/JJID/SULUHID