Mengenal Beragam Gaya Arsitektur, Dari Tradisional Hingga Futuristik

Oleh : Yudihendrawanto

Kenali ragam gaya arsitektur masa kini. Panduan lengkap tentang desain tradisional, kontemporer, hingga futuristik dengan ulasan mendalam

SULUH.ID, Semarang – Mau membangun atau merencanakan rumah, gedung atau bangunan arsitektur? Tentukan dulu Langgam atau Gaya Arsitekturnya.

Arsitektur merupakan cerminan budaya, sejarah, dan teknologi yang terus berevolusi seiring dengan perkembangan zaman. Di era modern, beragam gaya arsitektur berkembang di seluruh dunia, masing-masing membawa karakteristik unik yang mencerminkan konteks sosial, budaya, hingga ekologi dari tempat asalnya. 

Berikut adalah ulasan mendalam mengenai gaya-gaya arsitektur yang saat ini dominan di dunia:

1. Arsitektur Modern (Modernism)

Ciri utamanya adalah : Fungsionalitas, garis bersih, dan minimalis. 

loading...

Arsitektur modern muncul pada awal abad ke-20 sebagai respons terhadap industrialisasi dan perkembangan teknologi. Prinsip utama dari gaya ini adalah “form follows function” (bentuk mengikuti fungsi). 

Struktur bangunan cenderung sederhana dengan material seperti baja, kaca, dan beton sebagai elemen utama. 

Contoh ikonik adalah Villa Savoye karya Le Corbusier.

Ciri-ciri lainnya adalah : 

Desain geometris sederhana tanpa ornamen.

Fokus pada pencahayaan alami dan ruang terbuka.

Mengutamakan efisiensi ruang dan material.

2. Arsitektur Kontemporer (Contemporary Architecture)

Ciri utamanya adalah :  Inovasi bentuk, penggunaan material baru, dan keberlanjutan. 

Arsitektur kontemporer tidak memiliki aturan baku, melainkan mencerminkan perkembangan teknologi modern dan kesadaran akan lingkungan. 

Gaya ini sering memanfaatkan desain futuristik dan material ramah lingkungan.

Baca Juga  Pondasi Cakar Ayam vs Footplate, Perbedaan yang Harus Anda Ketahui

Ciri-ciri lainnya adalah : 

Penggunaan teknologi digital dalam desain (misalnya BIM).

Bangunan seperti The Gherkin di London menunjukkan eksperimen dengan bentuk dan fungsi.

Fokus pada keberlanjutan melalui penggunaan energi terbarukan dan desain hemat energi.

3. Arsitektur Postmodern (Postmodernism)

Ciri utamanya adalah : Perpaduan elemen tradisional dan modern.

Arsitektur postmodern berkembang sebagai reaksi terhadap kesederhanaan arsitektur modern. 

Gaya ini menghidupkan kembali ornamen dan simbolisme yang dianggap hilang pada era sebelumnya.

Ciri-ciri lainnya adalah :

Menggunakan bentuk yang tidak terduga dan warna mencolok.

Contoh terkenal adalah AT&T Building karya Philip Johnson.

Cenderung mencampurkan elemen dari berbagai era arsitektur.

4. Arsitektur Brutalisme (Brutalism)

Ciri utamanya adalah : Penggunaan beton ekspos, bentuk masif, dan kejujuran material. 

Gaya ini berkembang pasca Perang Dunia II, dengan tujuan menciptakan bangunan yang tahan lama dan ekonomis. 

Meski sering dikritik karena dianggap “kasar,” gaya ini kini mendapat apresiasi baru.

Ciri-ciri lainnya adalah : 

Fokus pada fungsi sosial bangunan.

Bentuk geometris yang tegas dan monolitik.

Contoh: Barbican Estate di London.

5. Arsitektur Tradisional (Traditional Architecture)

Ciri utamanya adalah : Menghormati nilai-nilai budaya dan lokalitas. Gaya ini mencerminkan warisan budaya suatu daerah. Misalnya, rumah adat Minangkabau di Indonesia atau pagoda di Jepang.

Ciri-ciri lainnya adalah : 

Penggunaan material lokal seperti kayu, batu, dan bambu.

Fokus pada harmoni dengan lingkungan sekitar.

Arsitektur tradisional sering kali mempertimbangkan iklim lokal dalam desainnya.

Baca Juga  Mau Buat Rumah, Desain Dulu Baru Bangun

6. Arsitektur Hijau (Green Architecture)

Ciri utamanya adalah : Ramah lingkungan, efisiensi energi, dan keberlanjutan. 

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap perubahan iklim, arsitektur hijau menekankan pentingnya desain yang mendukung kelestarian lingkungan.

Ciri-ciri lainnya adalah : 

Penggunaan panel surya, atap hijau, dan ventilasi alami.

Desain hemat energi untuk meminimalkan jejak karbon.

Contoh: Bosco Verticale di Milan, Italia.

7. Arsitektur Futuristik (Futurism)

Ciri utamanya adalah : Eksperimen dengan bentuk, teknologi mutakhir, dan material baru. 

Gaya ini berorientasi pada masa depan, dengan desain yang sering kali terlihat seperti dari film fiksi ilmiah. 

Contoh paling mencolok adalah desain oleh Zaha Hadid, seperti Heydar Aliyev Center di Azerbaijan.

Ciri-ciri lainnya :

Bentuk organik dan asimetris.

Fokus pada inovasi teknologi, seperti bangunan pintar.

Material yang sering digunakan: logam, kaca berteknologi tinggi, dan material ringan lainnya.

8. Arsitektur Minimalis (Minimalism)

Ciri utamaNya adalah : Sederhana, efisien, dan bebas dari dekorasi berlebihan. Berawal dari Jepang, gaya ini mengedepankan kesederhanaan sebagai filosofi utama. 

Elemen-elemen yang tidak diperlukan dihilangkan, sehingga menghasilkan ruang yang bersih dan tenang.

Ciri-ciri lainnya :

Warna netral seperti putih, abu-abu, dan hitam mendominasi.

Penekanan pada kualitas material.

Contoh: karya arsitek Tadao Ando.

9. Arsitektur Dekonstruksi (Deconstructivism)

Ciri utama: Asimetris, tidak terduga, dan membongkar aturan tradisional. 

Gaya ini merupakan ekspresi seni yang memanfaatkan bentuk-bentuk geometris yang terpecah-pecah untuk menciptakan kesan dramatis.

Baca Juga  Pentingnya Desain Struktur Untuk Bagunan Arsitektur

Ciri-ciri lainnya :

Contoh karya terkenal: Guggenheim Museum di Bilbao oleh Frank Gehry.

Desainnya sering kali terlihat kacau namun memiliki harmoni tersembunyi.

10. Arsitektur Vernakular (Vernacular Architecture)

Ciri utamanya adalah : Adaptasi terhadap iklim dan budaya lokal. 

Gaya ini biasanya muncul di daerah-daerah terpencil dengan memanfaatkan material dan teknik konstruksi yang ada di sekitar.

Ciri-ciri lainnya :

Contoh: Rumah panggung di daerah tropis.

Tidak melibatkan arsitek profesional, melainkan berdasarkan tradisi masyarakat lokal.

Setiap gaya arsitektur yang berkembang saat ini mencerminkan kebutuhan, aspirasi, dan tantangan masyarakat global. 

Dari arsitektur modern yang fungsional hingga gaya futuristik yang eksperimental, keberagaman ini menunjukkan bahwa arsitektur bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang bagaimana manusia beradaptasi dan merespons lingkungan, budaya, dan teknologi. 

Apa pun gaya yang dipilih, arsitektur selalu menjadi perwujudan cerita manusia dalam bentuk fisik.

YUDIHENDRAWANTO/SLH

Mungkin Anda Menyukai