Tradisi dan Inovasi Menyatukan Perayaan Imlek di Pasar Imlek Semawis

Pasar Imlek Semawis 2025 menghadirkan tradisi Tionghoa seperti barongsai, Tuk Panjang, serta inovasi seperti kewajiban berkebaya, memperkuat harmoni budaya di Semarang

SULUH.ID, Semarang – Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Semarang berlangsung meriah dengan kembalinya Pasar Imlek Semawis di kawasan Pecinan. Event tahunan ini digelar selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Januari 2025, menghadirkan perpaduan unik antara tradisi Tionghoa dan inovasi modern yang mencerminkan keberagaman budaya masyarakat Semarang.

Tradisi Mendalam di Pasar Imlek Semawis

Berbagai atraksi budaya khas Imlek mewarnai sepanjang acara. Pertunjukan barongsai dan tari tradisional memukau pengunjung dari berbagai daerah. 

Tidak hanya itu, suasana semakin kental dengan kehadiran ribuan lampion merah yang menerangi sepanjang Jalan Wot Gandul, menciptakan nuansa khas perayaan Imlek.

Baca Juga  Kemenangan Biden Sebagai Wujud 'Penolakan Trump'

Salah satu tradisi utama yang menjadi daya tarik adalah ‘Tuk Panjang’, jamuan makan bersama di meja panjang yang melambangkan kebersamaan dan kerukunan antarwarga. Acara ini semakin meneguhkan nilai gotong royong yang menjadi ciri khas budaya Indonesia.

Wajib Kebaya dan Konsep Baru Perayaan

loading...

Tahun ini, panitia memperkenalkan inovasi baru dengan mewajibkan pengunjung mengenakan kebaya sebagai bentuk akulturasi budaya lokal dan tradisi Tionghoa. 

Kebaya, sebagai salah satu pakaian adat Indonesia, menjadi simbol penghormatan terhadap keragaman budaya yang hidup harmonis di Semarang.

Andre, salah satu panitia penyelenggara, menjelaskan, “Kami ingin menampilkan harmoni budaya lokal dengan tradisi Imlek melalui kehadiran kebaya. Ini sekaligus menjadi momen untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kearifan lokal.”

Baca Juga  Deklarasi Pembentukan Pilar Pemuda Toraja Di Mubes IV PMTI

3.000 Angpau dan Hiburan Tak Terlupakan

Sebanyak 3.000 angpau dibagikan kepada pengunjung selama tiga hari perayaan. Kehadiran angpau ini melambangkan keberuntungan dan menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi keluarga yang datang bersama anak-anak.

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati berbagai sajian kuliner khas Tionghoa, seperti lumpia Semarang, bakpao, dan kue keranjang. Kuliner ini menjadi pelengkap yang memikat selera sekaligus memperkenalkan warisan kuliner Tionghoa kepada generasi muda.

Dukungan Pemerintah dan Upaya Melestarikan Budaya

Pemerintah Kota Semarang turut mendukung penuh acara ini dengan mempercantik kota menggunakan ratusan lampion merah. 

Selain memperindah kawasan, langkah ini juga memperkuat citra Semarang sebagai kota yang menjunjung tinggi toleransi antarbudaya dan agama.

Melalui Pasar Imlek Semawis, tradisi Tionghoa tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dipadukan dengan nilai-nilai lokal yang menjadikan perayaan ini lebih inklusif dan menarik bagi semua kalangan.

Baca Juga  Camping Ground Gumuk kapiran Bandungan Kabupaten Semarang

Pasar Imlek Semawis bukan sekadar acara, tetapi juga simbol persatuan dalam keberagaman budaya Indonesia. Mari rayakan Imlek 2025 dengan penuh suka cita!

YDH/SLH

Mungkin Anda Menyukai