Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami sepuluh kali erupsi pada 25 Januari 2025, dengan ketinggian letusan mencapai 1.000 meter
SULUH.ID, Malang – Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya yang signifikan. Pada Sabtu, 25 Januari 2025, tercatat terjadi sepuluh kali erupsi sejak pukul 00.00 hingga 15.00 WIB.
Dari jumlah tersebut, lima erupsi teramati secara visual dengan ketinggian letusan mencapai 1.000 meter di atas puncak, sementara lima lainnya tidak terlihat akibat tertutup kabut.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.26 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 126 detik. Selanjutnya, pada pukul 08.23 WIB, kolom abu setinggi 1.000 meter teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya. Erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 133 detik.
Erupsi kesepuluh terjadi pada pukul 14.47 WIB, meskipun visual letusan tidak teramati, seismograf mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 127 detik.
Dalam sepekan terakhir, Gunung Semeru telah mengalami 111 kali erupsi, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Gunung Semeru memiliki sejarah panjang aktivitas vulkanik. Sejak tahun 1818, setidaknya 55 erupsi telah tercatat, 11 di antaranya menyebabkan korban jiwa. Semua erupsi tersebut memiliki Indeks Eksplosivitas Vulkanik (VEI) antara 2 hingga 3. Sejak tahun 1967 hingga kini, Semeru berada dalam kondisi erupsi hampir terus-menerus.
Erupsi besar pertama yang tercatat terjadi pada 29 Agustus 1909, di mana aliran piroklastik dan lava menghancurkan 38 pemukiman dan 600-800 hektar lahan pertanian, menewaskan 208 orang.
Sejak itu, sebagian besar aktivitas erupsi Semeru bersifat strombolian minor. Namun, pada tahun 1994, terjadi erupsi yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang.
Penting untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Masyarakat juga disarankan untuk mengenali jalur evakuasi dan lokasi titik kumpul yang telah ditetapkan.
YHW/SLH