Presiden Prabowo Resmikan Proyek Energi Berkelanjutan di 18 Provinsi

Presiden Prabowo Subianto meresmikan proyek strategis kelistrikan di 18 provinsi, termasuk PLTA Jatigede di Sumedang. Proyek ini mencakup 26 pembangkit listrik dan 11 transmisi untuk mendukung bauran energi berkelanjutan

SULUH.ID, Semarang – Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1), untuk meresmikan proyek strategis ketenagalistrikan yang mencakup 18 provinsi di Indonesia, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat pasokan energi nasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sejarah Panjang Proyek PLTA Jatigede 

Acara peresmian dipusatkan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Kabupaten Sumedang. 

PLTA dengan kapasitas 2×55 megawatt (MW) ini memanfaatkan air Waduk Jatigede sebagai sumber energi utama. Waduk Jatigede sendiri memiliki sejarah panjang sejak inisiasi di era Presiden Soekarno pada 1963. 

Namun, peletakan batu pertama proyek ini baru dilakukan pada 2015 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

loading...
Baca Juga  Persiapkan Pengamanan Hari Raya Idul Fitri, Kapolri Tinjau Vaksinasi di Semarang

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menyebutkan bahwa proyek ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan pemerataan akses listrik di seluruh wilayah Indonesia.

26 Pembangkit dan 11 Proyek Transmisi 

Peresmian ini mencakup 26 pembangkit listrik serta 11 transmisi dan gardu induk. Beberapa pembangkit yang menjadi sorotan adalah:

PLTA Asahan 3 (Sumatera Utara)

PLTP Sorik Marapi (Sumatera Utara)

PLTGU Jawa Bali 1 Tambak Lorok (Jawa Tengah)

PLTS IKN 10 MW (Kalimantan Timur)

PLTBm Sadai Bangka Selatan (Bangka Belitung)

Sementara itu, proyek transmisi melibatkan pembangunan SUTET, SUTT, dan gardu induk (GI) di berbagai lokasi strategis, seperti GI 150 kV di Labuan Bajo dan GITET 500 kV di Boyolali.

Dampak Proyek Ketenagalistrikan 

Dengan kapasitas tambahan ini, pemerintah menargetkan peningkatan keandalan listrik di wilayah-wilayah yang sebelumnya minim akses energi. Wilayah terpencil dan prioritas, seperti IKN, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah, diharapkan mendapat manfaat langsung dari proyek ini.

Baca Juga  Rahmad Handoyo: Jangan Termakan Hoaks, Baca Utuh UU Ciptaker

Proyek ini juga mendukung target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025. Selain ramah lingkungan, energi berbasis EBT seperti PLTA, PLTS, dan PLTBm juga membantu mengurangi emisi karbon.

Komitmen Pemerintah terhadap Energi Berkelanjutan 

Presiden Prabowo dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan infrastruktur energi dan keberlanjutan lingkungan. “Listrik bukan hanya tentang kebutuhan sehari-hari, tetapi juga fondasi kemajuan bangsa,” ungkap Presiden.

Dengan selesainya proyek ini, pemerintah berharap mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di berbagai wilayah.

Tantangan ke Depan 

Meski membawa banyak manfaat, pelaksanaan proyek strategis ini tidak lepas dari tantangan, seperti memastikan efisiensi operasional, keberlanjutan suplai energi, dan perawatan infrastruktur. 

Pemerintah juga perlu mendorong kolaborasi dengan sektor swasta untuk memaksimalkan dampak positifnya.

Baca Juga  Presiden Jokowi: Tidak Benar Kalau Amdal Akan Dihapus

Langkah strategis pemerintah melalui peresmian proyek ketenagalistrikan ini menunjukkan komitmen terhadap pemerataan akses energi sekaligus mendukung visi Indonesia untuk mencapai kedaulatan energi. 

Proyek ini tidak hanya memberikan solusi terhadap tantangan energi saat ini tetapi juga menjadi bagian penting dari upaya membangun Indonesia yang lebih berkelanjutan di masa depan.

CLST/SLH

Mungkin Anda Menyukai