Peringatan Trump untuk Hamas, Neraka Akan Pecah di Timur Tengah

Presiden terpilih AS Donald Trump memberi ultimatum keras kepada Hamas untuk membebaskan sandera di Gaza sebelum 20 Januari 2025. Apa konsekuensinya jika tuntutan ini diabaikan?

SULUH.ID, Palestina – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan tegas kepada kelompok Hamas untuk segera membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza, Palestina. 

Trump memperingatkan bahwa pembebasan sandera harus dilakukan sebelum ia dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025.

Dalam konferensi pers di klubnya, Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, Trump menyatakan bahwa jika tuntutannya tidak dipenuhi, situasi di Timur Tengah akan semakin memburuk. 

“Jika kesepakatan ini tidak dilakukan sebelum saya menjabat, semua neraka akan pecah,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).

Baca Juga  Ketua KPK, Status Yasonna Laoly Bisa Berubah Tergantung Temuan Baru

Trump menekankan bahwa pembebasan para sandera penting bagi Israel dan kepentingan AS. 

“Kami ingin mendapatkan kembali sandera-sandera itu untuk Israel dan untuk kami,” tambahnya. 

loading...

Namun, ia tidak merinci langkah konkret yang akan diambil jika Hamas gagal memenuhi tuntutannya.

Hampir 100 orang diyakini masih ditawan di Gaza, beberapa di antaranya dilaporkan telah meninggal. Hamas sebelumnya telah merilis daftar nama 34 sandera yang siap dibebaskan sebagai bagian dari potensi kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

Steve Witkoff, utusan yang ditunjuk Trump untuk Timur Tengah, mengklaim telah terjadi kemajuan dalam negosiasi di Qatar terkait pembebasan sandera. Namun, posisi Witkoff dalam pembicaraan ini masih dipertanyakan karena Trump baru akan resmi menjabat pada 20 Januari dan Witkoff belum menjadi perwakilan resmi pemerintah AS.

Baca Juga  Rembuk Daerah, KOBAR Jateng Kembali Desak MPR Lakukan Amandemen

Hamas bersikeras agar Israel menghentikan operasi militer di Gaza sebagai syarat pembebasan para sandera. Di sisi lain, Israel menolak tuntutan tersebut dan berkomitmen melanjutkan operasi militer hingga Hamas dibubarkan.

Mengutip Anadolu Agency, sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, jumlah korban tewas mencapai 45.900 orang dengan 109.100 lainnya terluka. Konflik ini terus memicu kekhawatiran internasional tentang eskalasi kekerasan di kawasan.

Ultimatum Trump menambah tekanan di tengah upaya negosiasi damai. Dengan pelantikan Trump yang semakin dekat, perhatian dunia tertuju pada apakah ancamannya akan berdampak pada pembebasan sandera atau justru memperburuk konflik di Timur Tengah.

Baca Juga  Fahri Hamzah Dukung UU Cipta Kerja, Ini Alasanya

HEND/SLH

Mungkin Anda Menyukai