Hukum Kepemimpinan dan Karakter Kepemimpinan Sejati

Penulis : Dr. Totok Suprijadi, M.Th
Dosen Prodi Teologi STT Kanaan Nusantara Ungaran

Hukum-hukum kepemimpinan dan diri pemimpin:

– Hukum katup: kapasitas dan kemampuan pemimpin menentukan tingkat keefektifan kepemimpinan. Jarak antara pemimpin dan yang dipimpin selalu sama (pemimpin naik, bawahan naik; pemimpin stop, bawahan ikut stop). Kapasitas pemimpin sangat mempengaruhi kualitas diri.

– Hukum pengaruh: kapasitas seorang pemimpin tergantung/ bergantung sepenuhnya kepada kemampuan pengaruh yang ada padanya. Ada kuasa yang menyebabkan orang yang dipimpinnya bisa bergerak, kekuatan pribadinya ada pada kekuatan mempengaruhi.

– Hukum proses: menegaskan perkembangan dan menggapaian kapasitas yang tinggi dari seorang pemimpin adalah suatu proses kehidupan yang belum sepanjang hidup setiap harinya→(tidak bisa gantikan hari ini dengan hari besok kta tetap hebat→sebab kalau tidak menuruti informasi akan tertinggal jauh).
Perkembangan kita adalah suatu proses, tidak otomatis, kalau kita berhenti maka kita akan ketinggalan (contoh: sudah jarang membaca kitab suci dan buku-buku lain)→ kita harus menjadi seseorang yang mencintai pengetahuan.
Pemimpin mengembangkan diri : ada perkembangan/kegerakan bawah kita, yaitu orang-orang yang kita pimpin.

– Hukum kepercayaan: menjelaskan kepercayaan adalah kecerdasan kuat bagi kepemimpinan sejati, dimana tidak ada jalan pntas bagi pembuktiannya. Bawahan akan memberikan dukungan apabila percaya pada pemimpinnya. Kepercayaan dibangun dengan karakter yang baik.
Pembuktian diri dalam mengkomunikasikan tentan diri merupakan cara untuk dapat dipercayai oleh yang dipimpin.

– Hukum kehormatan: menjelaskan bahwa kadang integritas sosial menunjukkan kadar penghargaan. Jadi dalam kaitan ini seorang pemimpin akan menemukan bahwa kepemimpinan itu berkembang dalam dirinya dihargai, dihormati karena memiliki kepemimpinan yang berkembang (jadi harus enjadikan diri kita ini berkembang. Agar dihormati Anda harus menghormati lebih dahulu.

loading...

“Syalom”→itu harapan, iman, dan kekuatan→memberi salam terlebih dahulu.

– Hukum intuisi: menjelaskan tentang daya perspektif yang dilandasi dengan daya kemampuan yang ada pada pemimpin dimana mampu melihat peluang dan tantangan dalam situasi lebih jelas dari pada orang biasa.

Pintar harus rendah hati→pintar tidak menganggap orang lain lebih bodoh→jaga hati (karakter seseorang yang berbudi luhur).

– Hukum daya tarik: pemimpin boleh pintar dan punya daya intuisi. Bahwa daya tarik seorang pemimpin terletak pada kemampuan mempengaruhi orang yang olehnya orang mengikuti sang pemimpin. Pemimpin harus membuktikan diri bahwa (dia) orang itu memiliki kelebihan.

Baca Juga  Kodim, Polres, Pol PP, Lakukan Operasi Monitoring Kawasan Wisata Bandungan

– Hukum pengorbanan: menjelaskan bahwa pemimpin yang sejati yang rela berkorban demi kepemimpinannya, tidak ada kemajuan apabila tanpa ada pengorbanan. Ia rela berkorban berarti dia rela mengarahkan hak untuk dibagi dengan semua orang. Pemimpin yang berhasil harus berhasil dalam kepemimpinannya di instuisi dan juga harus berhasil memimpin keluarganya. Kalau keluarganya gagal berarti omong kosong pemimpin itu disebut berhasil.

– Hukum-hukum Kepemimpnan dan Orang Yang Dipimpin
Hukum berproduksi: seorang pemimpin harus melahirkan pemimpin. Pemimpin harus menjadi mentor bagi pemimpin yang baru. Pemimpin harus membesarkan calon pemimpin yang berpotensi.

– Hukum warisan: prinsip yang menjelaskan bahwa pemimpin yang sejati meneruskan nilai teguh kepada pemimpin suksesor yang menjadi kesinambungan kepemimpinan yang akan menghasilkan tingkat reproduktifitas yang tinggi dalam kepemimpinannya. Yang diwariskan nilai-nilai teguh dari kepemimpinananya. Tuhan Yesus menjadi mentor bagi murid-muridnya.

– Hukum kewibawaan: menjelaskan bahwa pemimpin sejati memiliki kewibawaan kepemimpinan, ketika ia bicara maka yang dipimpinnya mendengarkan. Dari tingkat kepenurutan sejajar dengan tingkat kewibawaanny, berarti pemimpin itu punya bayangan besar, bahwa Anda tengah berjuang bagi kebaikan orang lain.

– Hukum hubungan baik: menjelaskan bahwa para pemimpin harus menghaargakan dan membangun hubungan dari hati yang olehnya ia menyentuh hati untuk menyentuh telinga orang yang dipimpin. Kalau orang yang kita pimpin sudah tersentuh hatinya pasti tersentuh telinganya. Bahwa hubungan yang baik menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Bahwa orang yang Anda jumpai punya potensi untuk Anda menjadi besar. Anda harus menghargai orang lain (hormat dan hargai semua orang).

Hubungan lingkungan pergaulan: pengaruh pemimpin ditentukan oleh siapa orang-orang yang ada disekelilingnya. Bahwa orang-orang disekitar Anda memberikan pengaruh dikepemimpinan Anda sehingga kadar tinggi hubungan tergantung pada kadar sosial orang-orang yang ada disekitar kita.

Hubungan hati yang tidak dianipulasi→sehingga tidak takabur
Contohkan diri dengan orang-orang yang terkenal→mencontohkan hati dan kesetiaan (belajar menjadi orang yang diperhitungkan)→jadilah pengkhotbah hebat sesuai tempat gereja dimana anda berada (di GBI pakailah gaya GBI, di GKJ pakailah gaya GKJ, di Injili pakailah gaya Injili).

Baca Juga  FORKOM RELINKO Lakukan Penyelamatan Lingkungan di Sepakung Banyubiru

Hubungan baik dimulai dari “Hati”.

Hubungan Pemberdayaan: pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang memberdayakan orang yang dipimpin karena tingkat pemberdayaan orang yang dipimpin menjelaskan tentang tingkat efektifitas kepemimpinan seorang pemimpin. Kalau Anda memberdayakan orang mereka punya Anda dan dihargai sehingga tercipta “sinergi”.

Ams. 31:10-31 “Peran kepemimpinan yang dilakukan dalam manajemen kegiatan” karakteristik dari pemimpin/manager sejati.

Suami berperan sebagai leader, dan istri berperan sebagia manager.

Unsur-unsur manager/pemimpin→yang berhasil:
– Kepercayaan
– Mengawasi
– Berbuat baik
– Tidak takut menghadapi tantangan/masa depan (antisipatif)
– Penuh hikmat mendelegasikan tugas
– Tahu menempatkan
– Cakap
– Apa yang dikerjakan membawa keuntungan secara ekonomi bagi orang lain
– Tanggung jawab
– Suka bekerja
– Lemah lembut
– Membangun hubungan baik
– Memiliki inisiatif
– Takut akan Tuhan
– Ada dampak dari perbatannya (mjd terkenal/berpengaruh)
– Mengembangkan diri
– Punya visi
– Membawa keuntungan
– Punya kekuatan
– Punya jiwa & pendekatan entrepreneur.

Urutan seorang manager :
– Cakap (tahu pakai otak/akal)
– Unsur kepercayaan
– Kekuatan kebaikan
– Orientasi kerja
– Manajemen waktu (bangun pagi)
– Memiliki jiwa entrepreneur

Seorang pemimpin harus bisa memberdayakan orang (tahu menghargai atau menempatka orang) tingkat kepercayaan kepada orang yang dipimpimpin tinggi, dan tingkat kepercayaan bawahan juga tinggi.

Pokok Hukum kepemimpinan

Hukum kepemimpinan dan kinerja:
– Hukum navigasi: pemimpin berperan memberi arah kinerja berdasarkan visi kepemimpinan yang dibagi kepada seluruh komponen orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai nakhoda yang memberikan arah dengan langkah pertama memberikan visi (bergerak)→menggerakkan, memeberi arah, ada unsur-unsur yang menantang kita menavigasi.

– Fungsi kemenangan: menjelaskan bahwa seorang pemimpin sejati menempatkan kemenangan tim diatas kemenangan pribadi. Menjelaskan bahwa keberhasilan tim adalah keberhasilan pemimpin. Kalau ia berhasil menggerakkan kelompoknya, atau berhasil menggerakkan kegiatan→berarti pemimpin itu berhasil→menjadi pemimpin yang bijak.

– Hukum prioritas: menjelaskan tentang kemampuan pemimpin dalam menentukan prioritas, berarti kemampuan untuk menetapkan apa yang harus dilakukan dari semua yang penting. Kadang-kadang kita menganggap hal yang kita lakukan itu adalah hal yang penting, pada hal hal-hal yang biasa (pemimpin harus tahu apa itu prioritas pemimpin.

Baca Juga  Keputusan Walikota Hendrar Prihadi, PPKM di Kota Semarang

– Hukum momentum terbesar: pemimpin memiliki komitmen untuk memilih dari awal yang kecil dan siap dengan motivasi yang tinggi. Menuju kepada terwjudnya tindakan besar gelombang dampak kepemimpinan untuk menjalankan kerjanya. Dia menyababkan orang lain mengikutinya dan ada dampak.

Diaken 5 tahun harus melihat hasil dengan melihat tanda

Diaken 10 tahun harus melihat momentum→ para pemimpin mengikuti Anda dan ada dampak.

Pemimpin perlu pemanasan dulu, setelah itu terbakar dulu, slanjutnya.. maka pembakaran tingkat tinggi menyebabkan aksalerasi→terciptalah gerakan sinergis/efek tsunami yang membawa perubahan (orang yang dipimpin mulai bergairah)→harus bisa melihat semangat orang yang dipimpin pulih lagi.

Dalam jangka waktu 5 th apabila tidak ada perubahan→koreksi berarti kurang menerapkan ilmu kepemimpinan itu dengan baik (bongkar dan kritik diri)→benahi diri, berdoa, minta hikmat, bikin perencanaan, cari orang, tempatkan orang, gerakkan orang-orang disekitar anda.

Bekerja dengan prinsip “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi (sama/open/transpara) →dalam hal keuangan harus transparan. Orang-orang disekitar boleh mencurigai.

– Hukum waktu tepat: hukum yang menjelaskan bahwa pemimpin yang bertindak pada tepat waktunya akan menggapai sukses, karena pada prinsipnya tindakan tepat pada waktunya pasti menghasilkan. Harus melihat peluang dan mencari peluang dan tindakan apa yang harus diperbuat. Sedangkan tindakan yang tidak tepat waktu itu menghilangkan peluang. Sebaliknya tindakan yang tidak tepat waktu akan tidak menghasilkan apa-apa.

Ada 3 trik:
Jangan bergerak pada arus dan jalur yang orang sudah lalui, cari arus dan jalur yang tidak dilalui orang, maka Anda akan berhasil.
Jangan coba-coba menempatkan diri sebagai pesaing
Kita harus memperhitungkan momentum-momentum yang tepat waktu

– Hukum produksi besar: menjelaskan bahwa pemimpin harus memimpin para pemimpin yang menghasilkan pemimpin yang menciptakan pelipatgandaa, dan tidak bekerja sebagai bawahan.→ pola pesentrelisasi kepemimpinan. Jangan memperlakukan bawahan sebagai bawahan, perlakukan mereka sebagai pemimpin.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *