STTKN Adakan Pelatihan Penyusunan Kurikulum PT Keagamaan Kristen Berbasis KKNI

SULUH.ID, SEMARANGSTT Kanaan Nusantara Ungaran, Kabupaten Semarang, mengadakan Pelatihan Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi Agama Kristen secara daring melalui Zoom Meeting dengan tema “Desain Kurikulum Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kombinasi merdeka belajar Kampus Merdeka,” Sabtu (25/9/2021).

Tantangan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia dalam desain kurikulum semakin berat. Dengan adanya aturan aturan dalam UUD No.12 Tahun 2021 tentang Pendidikan Tinggi, PP No.8 Tahun 2019 Tentang KKNI, Peraturan Menteri No. 73 Tahun 2013, Nomor 73 Tahun 2013 tentang KKNI bidang perguruan Tinggi, serta Nomor 32 Tahun 2016 tentang akreditasi Program Study dan perguruan Tinggi.

Dasar hukum dan peraturan semakin ketat, selain itu rujukan-rujukan yang mengarah dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) serta kombinasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka . Harapannya, pelatihan tersebut untuk menghadapi tantangan kedepan bisa menjadi awal yang baik dalam mengantisipasi problem tersebut.

Ketua STT Kanaan Nusantara Ungaran Kab. Semarang Dra. Deslana R.H, M.M., M.Pd.K, dalam pelatihan, memberi arahan kepada Perguruan Tinggi Keagamaan di Indonesia yang ikut pelatihan untuk mengacu kepada KKNI Yang berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Baca Juga  Tembok Tertua Yerikho Runtuh Oleh Kuasa Tuhan ?

“Tantangan kedepan butuh perhatian khusus untuk membuat perguruan Tinggi Keagamaan bisa exis di era Teknologi ini, perubahan-perubahan yang signifikan terhadap pendidikan perguruan tinggi perlu diperhatikan dengan bijak dan kerja keras. Kesempatan yang baik dalam pertemuan zoom bisa untuk menjadi acuan perkembangan perguruan tinggi keagamaan di Indonesia,” Ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Markus Oci .M.Pd.K sebagai Narasumber utama memberikan Materi Desain Pembelajaran berbasis KKNI, harapanya bisa menjadi acuan akreditasi setiap perguruan keagamaan di Indonesia.

Dalam kajian desain ini lanjutnya, visi dan misi sebagai acuan utama yang perlu di kembangkan dalam pengembangan KKNI, ia menekankan, didalam pengembangan seharus bisa mengembangkan profesi masing-masing di prodi perguruan yang ada, sehingga pengembangan prodi tersebut bisa menjadi ouput terhadap stekholder di masyarakat menjadi prioritas dalam KKNI yang mengacu dalam PP. Nomor.73 Tahun 2013.

loading...

“Masing-masing perguruan Tinggi Keagamaan harus mempunya ciri khas masing-masing di perguruan tinggi keagamaan yang siap bersaing di masyarakat, terkait dengan Kampus Merdeka harus ada 3 semester yang harus di lakukan secara berkala di setiap kampus untuk pertukaran mahasiswa se-bidang dengan prodi yang ada,” Tegasnya

Baca Juga  Tiga Tewas, Mobil Rombongan Besan Temanten Masuk Jurang

Sementara dengan perguruan yang lain, lanjut Markus, tergantung kebijaksanaan masing-masing perguruan tinggi yang ada. Sehingga penyerapan kampus merdeka bisa di terapkan di lintas kampus yang sudah di sikapi bersama.

Pelatihan yang di bagi beberapa sesion, dalam session kedua dan ketiga langsung praktek demo Desain Kurikulum Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (KPT AK) Mengacu Kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

“Dengan adanya praktek langsung kami berharap semua perguruan Tinggi swasta dan keagamaan bisa menjadi lebih baik, sehingga untuk persiapan re- akreditasi dan akreditasi bisa di persiapkan lebih matang,” Pungkas Markus.

Pelatihan secara daring dengan aplikasi Zoom tersebut di moderatori Yudi Hendrilia .M.Pd.K, pihaknya berharap bisa berkesinambungan dan bisa menjadi wadah yang baik bagi Kampus di seluruh Indonesia.

Salah satu peserta pelatihan Aris D. Rimbe, M.Th., M.Pd.dari Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Mamasa, melalui platform WhatsApp group mengungkapkan, ia berharap Bimtek Ini berkelanjutan dan dapat memperlengkapi semua SDM di institusi dan perguruan tinggi keagamaan masing-masing di Indonesia.

Baca Juga  Ganjar Pranowo : Vaccine Mobile dapat memacu partisipasi

Selain Aries, Alexander Eduard Th de Walick, dari STTPJ (Sekolah Tinggi Teologia Pantekosta Jakarta) mengungkapkan, Setelah mengikuti BimTek ini ia berharap semakin tajam dalam mendeskripsikan kekhasan prodi karen semakin paham dalam penyusunan Kurikulumnya dan dapat menjawab tantangan “pasar” kedepannya.

Begitu juga Teguh Gunawan dari STT Tabernakel Lawang Malang mengatakan bahwa BIMTEK kali ini sangat bermanfaat dan sangat membantu pihaknya, dirinya berharap dilanjutkan lagi tentang pembahasan RPS.

“Kami mengucapkan terimakasih untuk panitia pelaksana BIMTEK, Tuhan Yesus menyertaai” Pungkasnya.

YWG/SLH

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *