Varian Delta di Jateng, Terdeteksi Didelapan Daerah

SULUH.ID, SEMARANGGubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, sebanyak 106 sample berasal dari beberapa Kabupaten/Kota di Jateng yang dites genom sequencing, 95 sample positif varian delta, Senin (12/7/2021) usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Kantor Gubernu Jateng.

Lanjut Ganjar, hasil dari uji genome sequencing yang di kirim beberapa daerah menyatakan ada varian delta disana.

“Kalau sudah begini, ini alert buat kita untuk semakin waspada, artinya ada 89,6 persen yang varian delta. Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak dibawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian delta adalah sampel anak-ana,k” jelas orang nomor satu di Jawa Tengah.

Saat ini, daerah yang sampelnya menunjukan varian delta diantaranya Kabupaten Kudus, Kota Salatiga, Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Karanganyar, Surakarta, Kabupaten dan kota Magelang.

Baca Juga  Wajib Miliki Kartu BPJS, Bila Buat SIM, STNK, SKCK, Haji, Jual Beli Tanah Rumah

Ganjar menjelaskan hasil tes sejumlah daerah, Salatiga ada enam yang dites, hasilnya lima varian delta. Jepara ada tiga, semuanya varian delta. Grobogan dua sampel, semuanya varian delta. Magelang dua sampel, dua-duanya varian delta.

“Kota Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian delta. Dan terakhir Surakarta dengan 16 sampel, semuanya varian delta,” jelasnya.

Hal itulah yang diduga lanjut Ganjar, menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus di Jateng. Artinya, prosentase varian delta di Jateng cukup tinggi akhir-akhir ini.

loading...

“Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman,” tegasnya.

Di tengah penerapan PPKM Mikro Darurat ini, Ganjar meminta seluruh masyarakat mengurangi mobilitas.

Baca Juga  PT.PSC Tuntut Pembayaran 2,8 M pada PT.Angkasa Pura Properti

Selain itu dia minta antar Bupati/Wali Kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga diminta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan.

“Dari data google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jateng.

“Selain varian delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian delta,” jelasnya.

Varian ini lanjut Yulianto sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak. Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan varian delta.

“Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada yang balita, ada yang remaj,” pungkasnya.

Baca Juga  Ketua AWPI Kota Semarang Ucapkan Belasungkawa Terkait Sriwijaya Air SJ-182

HND/SLH

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *