Cara Membuat Mi Instan Lebih Sehat Dan Bergizi

SULUH.ID, SEMARANG – Mi instan manjadi salah satu makanan yang di sukai banyak orang karena kepraktisanya dan memiliki rasa yang nikmat.

Akan tetapi kita harus membatasi konsumsi mi instan, sering mengkonsumsi bisa menimbulkan gangguan kesehatan.

Menurut riset World Instan Noodle Association, indonesia menjadi negra konsumen tertinggi di dunia, setelahnya di susul Cina dan Jepang.

Sebenarnya masyarakat Indonesia dapat menerapkan pola makan yang lebih sehat, karena sayur dan ikan jelas berlimpah di negeri ini. Dalam beberapa kesempatan, kita lebih memilih untuk makan mie instan daripada makanan yang lebih bergizi.

Dilansir dari CNN, Ahli Gizi Hardinsyah mengatakan mi instan bukan makanan berbahaya. Kata profesor dari Institur Pertanian Bogor itu, mi instan yang sudah memiliki label Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pasti aman dikonsumsi.  Ia pun menampik anggapan bahwa bahan pengawet yang terdapat dalam mi instan berbahaya jika dikonsumsi.  

Tapi, Hardin menegaskan mengandalkan mi instan sebagai satu-satunya sumber makanan tidaklah dibenarkan.

Tubuh masih butuh asupan nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizi

loading...

Berbeda dengan apa yang dikatakan profesor IPB, hasil studi mengungkapkan, beberapa masalah kesehatan akan muncul akibat seringnya mengkonsumsi mi instan. Studi yang baru diterbitkan dalam Journal of Nutrition menyebutkan mereka yang mengonsumsi mi instan memiliki risiko signifikan lebih besar terserang sindrom metabolik.

Dilansir dari situs Lifehack, berikut beberapa penyakit yang timbul akibat dari efek samping jika sering mengkonsumsi mi instan.

Kanker


Mi instan memberikan tekanan pada sistim pencernaan, di butuhkan proses yang lama dan panjang untuk menghaluskan mi dalam pencernaan. Kalau di cerna terlalu cepat akan menggangu kadar gula darah.

Akibat makanan tersimpan dalam tubuh yang lama serta pencernaan yang lambat maka bahan kimia dan pengawet tetap ada dalam tubuh.Hal ini memicu terpapar zt butylated Hydroxyanisole (BHA) dan T-butylhydroquinone (TBHQ) yang berlebihan.

Kedua bahan kimia tersebut bersifat karsinogenik. Dapat menyebabkan kanker, asma, kecemasan dan diare jika di konsumsi dalam jangka waktu lama.

Penyakit Jantung


Menurut Journal Of Nutrition, Wanita yang sering makan mi instan memiliki resiko lebih besar memiliki sindrom metabolik. Selain itu juga berisiko tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL rendah berpeluang terkena penyakit jantung. Selain itu, juga dapat terserang diabetes dan terserang stroke.

Tekana Darah Tinggi Hingga kematian


Kandungan garam yang tinggi juga meningkatkan resiko kamatian menurut American journal of Hypertension. selain itu kelebihan natrium juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Untuk menghindari hal tersebut, mengkonsumsi mi instan tidak secara berlebihan. Selain itu buat mi instan menjadi lebih sehat dan bergizi.

Tips Agar Mi Instan Lebih Bergizi

Untuk membuat mi instan agar lebih sehat dan bergizi ada beberapa hal yang perlu di lakukan.

Tambahkan sayuran


Menambahkan sayuran adalah salah satu cara membuat mi instan menjadi lebih sehat dan bergizi, siapkan berbagai sayuran seperti sawi hijau, wortel, selada merah, tomat dan jamur.

Untuk 1 bungkus mi instan minimal perlu menambahkan 150 gram sayuran (Mentah). Lebih banyak sayuran yang ditambahkan akan lebih sehat dan bergizi.

Tambahkan Protein


Selain sayuran juga perlu ditambahkan protein seperti daging, ayam, telor atau ikan.

Minimal 150 gram protein yang perlu di tambahkan untuk 1 bungkus mi instan.

Membuat Bumbu Sendiri.


Kandungan MSG dalam bumbu mi instan cukup tinggi, untuk mengurangi konsumsi MSG maka gunakan bumbu hanya setengah saja, tambahkan bumbu buatan sendiri.

Kreasikan mi instan menjadi lebih lezat, sehat dan bergizi. misalnya mi isntan di goreng dengan telor, kroket mie atau martabak mie dengan di tambahkan sayur-sayuran.

Batasi Konsumsi
Yang terpenting adalah tetap membatasi konsumsi mi instan. Mengkonsumsi makanan yang sama secara terus-menerus tidak baik untuk kesehatan, sebab tubuh otomatis tidak mendapatkan gizi yang lain, maka tubuh akan mengalami kekurangan vitamin atau gizi tertentu. Dan itu akan menyebabkan gangguan kesehtan, karena tubuh tetap membutuhkan zat gizi yang beragam untuk menjalankan semua fungsinya.

 HEBZ/SLHD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *